Jumat, 07 September 2018

Mau terjun di dunia Digital Marketing? Jangan Percaya dengan Logika, Percayalah pada Fakta dan Data


dont trust your logic but only fact and data.. @sabyanmedia


Hampir patah semangat rasanya, melihat usaha yang dilakukan tidak kunjung membuahkan hasil.. Usaha sudah, full time maintenance sosmed, buat konten, tambah follower termasuk promosi dan iklan sudah.. Ditambah lagi dengan doa sudah, sholat tahajud.. sholat dhuha.. sholat taubat.. sholat hajat.. semua sudah dilakukan, tapi kenapa tidak ada hasilnya? kenapa produk yang dijual tidak kunjung laku? Kenapa ini Ya Allah? Apa yang salah dengan proses yang sudah dilakukan, dosa apa hamba-Mu ini Ya Allah..

Dalam galau coba mereview dari awal lagi dan melihat usaha selama ini dalam scoop global.. ternyata dari hasil riset di Internet walaupun banyak versi untuk jumlah angkanya, tapi kurang lebih angka-angka yang tersaji mendekati atau bullshit dengan angka, yang jelas mereka itu ada dalam jumlah yang sangat banyak diluar pemikiran kita yang meremehkan keberaadaan atau eksistensi mereka selama ini..

Data itu adalah bahwa penduduk Indonesia saat ini sudah menembus angka 265 juta orang, dan dari angka tersebut yang sudah melek internet ada 143 juta orang. Khusus untuk orang-orang yang tiap menitnya terkoneksi dengan internet di Media Sosial ada 130 juta orang yang selalu online lewat HP android mereka. Ini adalah data khusus untuk di Indonesia saja dengan paparan yang online di Youtube ada 60 juta akun, di Facebook ada 57 juta akun, di Whatsapp ada 56 juta akun, di Instagram ada 53 juta akun, di Line ada 46 juta akun, di Twitter ada 37 akun, di Goggle+ ada 35 juta akun, belum yang di BBM, FB Massenger, Linkedn, Skype, WeChat, Telegram, Tumblr, QQ, Snapchat, Pinterest, Kakaotalk dll yang kadang kita asing dengarnya, tapi ternyata sudah ada puluhan juta nitizen yang hidup enjoy bersosialisasi disana? 

Nah kembali lagi melihat kondisi saat ini, bagaimana usahamu saat ini, apa saja yang sudah kamu lakukan untuk menjual produkmu? Apakah sudah promosi di medsosmu? Ada berapa medsos yang kamu ikuti? Berapa kali promosi dalam sehari dan sudah berapa lama? Apakah sudah mencoba iklan berbayar, atau masih iklan gratisan terus? Berapa jumlah follower atau subcribermu? Forum-forum apa saja yang kamu ikuti? Berapa jumlah traffikmu atau kunjungan orang ke website atau profilmu? Berapa yang sudah berinteraksi jadi hot prospek untuk di follow up lebih lanjut dan bisa dikonversikan menjadi transaksi penjualan?

Pertanyaan-pertanyaan ini adalah mendasar, tidak usah ngomong muluk-muluk sampai kemana-kemana.. di jawab dulu dengan cara didata yang benar, setelah itu coba dilihat dengan perbandingan target omsetmu? masuk akal nggak? Yang pasti tidak masuk akal.. karena ini tidak sama dengan logikamu, lebih baik percaya dengan fakta dan data yang ada. Ibarat kamu mau jualan produk di stadion GBK pada saat acara Pembukaan Asian Games 2018, disitu tercatat ada 35 ribu orang yang hadir dan kumpul semua dalam satu tempat.. tidak bisa kamu mengatakan produkmu tidak laku dijual setelah kamu hanya menawarkan ke 10 orang saja, dan 10 orang itu tidak mau beli produkmu.. Disini terlihat cara jualanmu yang tidak efektif dan salah sama sekali, seharusnya bekerjasama dengan pihak panitia atau pihak sponsor jadi bisa memajang produkmu di setiap akses pintu masuk dan keluar misalnya? sehingga kemungkinan produknya terlihat orang dan peluang lakunya jadi lebih tinggi.

Seperti hasil riset diatas, jika kamu sudah menawarkan produkmu pada satu juta orang, dan pada nolak semua.. bisa dibayangkan menawarkan ke satu juta orang, dan satu juta orang itu menolak semua tidak mau beli produkmu, sebenarnya tidak perlu kuatir karena masih ada 142 juta orang lagi yang belum kamu tawarkan produkmu? Apakah kamu yakin dan pasti kalau kamu menawarkan ke 142 juta orang, terus mereka bakalan nolak semua? ini yang harus dibedah karena sudah pasti cara menawarkannya yang salah, karena produk sejelek dan semahal apapun ternyata laku di internet. Kalau tidak percaya boleh search di goggle dengan kata kunci "produk mahal tapi laku," "produk termahal paling laku," "produk jelek tapi laku," nanti disitu akan banyak info bahwa produk baguspun bisa jadi tidak laku jika cara pemasarannya salah.

Logikamu, cara berpikirmu dan tindakanmu ternyata tidak sesuai dengan fakta dan data yang ada, contoh, mungkin kamu sudah promosi di Instagram, tapi berapa jumlah followermu? konten-konten apa yang kamu share di Instagram? signifikan ga, bermanfaat atau menarik ga buat follower-followermu sehingga mereka suka, ingin atau mau berinteraksi denganmu?

Contoh yang kedua, logikamu, cara berpikirmu dan tindakanmu membuat konten promosi atau iklan sesuai sepengetahuanmu saja, bahwa ini menarik, ini bagus, ini akan viral, ini mantap dll.. ternyata tidak sesuai bahkan tidak ada nilainya di goggle keyword? Artinya kamu buat promosi asal saja yang tidak ada kata kuncinya sesuai yang di cari orang kalau ingin mencari info di Internet. Ini lebih konyol lagi, karena orang yang mampir ke lapakmu atau ke websitemu itu hanya kebetulan atau teman/keluarga yang kamu kasih tau bahwa lapak atau website itu ada. Ilmu-ilmu atau proses dan prosedur seperti ini mau tidak mau harus dilewati, dijalankan dan dipelajari kalau mau jualan di internet. Ya tentu kita harus mengikuti tata cara, peraturan dan sistem yang ada dimana kita mau sukses berjualan ditempat itu.

Semua itu akhirnya akan kembali pada hitung-hitungan statistik, contoh jika kamu berharap ada penjualan tiap hari minimal 1 pc lewat Instagram, maka dibutuhkan berapa banyak minimal jumlah follower yang pas dengan target marketmu, kemudian dikali dengan probabilitas konversimu berapa persen untuk merubah dari promosi ke mengunjungi profil, lalu ada interaksi tanya jawab penjelasan produk, kemudian handling objection hingga akhirnya terjadi penjualan. Dan ingat kalau followermu masih dibawah 10.000 orang, dan semuanya tidak mau beli produkmu.. masih ada 52.990.000 orang lagi yang belum kamu tawari produkmu.

Ibarat menanam padi, tidak bisa berharap panen dalam tiga minggu, walau usaha sekeras apapun, full time merawat padi, berdoa dan sholat siang malam memohon kepada Allah SWT agar bisa cepat panen.. Ya tetap tidak bisa kecuali ada keajaiban dari Allah, seperti Allah memberikan mukjizat kepada para Nabi-nabi-Nya. Artinya doa dan usahamu itu seperti tidak tau diri, berharap yang muluk-muluk, minta yang berlebihan tidak pada tempatnya. Sesuai hukum alam saja, bahwa semua itu butuh proses dan butuh waktu untuk bisa jadi, dalam kasus menanam padi ini minimal 3 sampai 4 bulan baru bisa panen.. dan dalam kasus digital marketing ini butuh proses, waktu dan prosedur yang harus dilakukan dan dilalui untuk bisa panen produk itu terjual konstan dan meningkat.

Lakukan saja tahapannya, sesuai prosedurnya, sesuai sistem atau aturan mainnya, sejalan waktu pasti hasil tidak akan menghianati prosesnya. Dan yang pasti pertolongan Allah SWT akan hadir karena cara usahamu sudah benar dulu dari awalnya, sehingga doa-doamu itu layak dan pantas untuk dikabulkan.



IG @sabyanmedia

#UstadzAbdulSomad #CeramahUstadzAbdulSomad
#UstadSomad #ceramah #VidmateDownload
#CeramahUstadSomad #CeramahAgama
#UstadAbdulSomadLcMa #CeramahAbdulSomad
#DownloadCeramahUstadzAbdulSomad


Tidak ada komentar:

Posting Komentar